17 Feb 2011 By: Gede Astawan

Nangkil ke Pura Tamba Waras

Tepat hari jumat tepat juga purnama sasih kesanga, dengan bermodal canang secukupnya dan dupa sekurangnya mulai berangkat jam 4 sore.
Setelah siap dengan pakaian sembahyang ala Hindu Bali lengkap kita akhirnya melaju di atas dua roda dendangkan serta lagu suci menuju sebuah Pura yang terletak di kecamatan Penebel kabupaten Tabanan tepatnya di desa Sangketan kalau tidak salah.
Yapz... Pura Luhur Tamba Waras lengkapnya.

Atas tuntunan inspirasi sendiri dan sebelumnya atas informasi dari seorang teman misterius akhirnya sampai juga di Pura. Dengan berbekal keberanian bertanya dan feeling indera ke-6 setelah melewati berbagai tempat baru nan indah layaknya surga yang belum terjamah.
Sempat bingung juga pas nyampe di pelataran parkir Pura, karena sempat sunyi senyap tanpa ada tanda pergerakan manusia, hanya tiupan angin kencang menggoyang dahan-dahan pohon nan tinggi.
Akhirnya seorang manusia berbaju putih yang ternyata adalah pengayah datang dan mempersilakan masuk Pura setelah sebelumnya sempat menanyakan asal.
Senang juga karena muncul lagi beberapa orang dan akhirnya lumayan rame.
Saya berdua pun akhirnya masuk (karena kebetulan berangkatnya juga berdua) lalu menuju Jeroan Utama sebelum akhirnya diantar ke Beji untuk membersihkan diri sembari sembahyang.
Selesai sembahyang, karena tidak nyaman untuk meditasi saking banyak orang lalu lalang untuk sembahyang juga, akhirnya setelah ditunjukkan oleh Pemangku menuju ke Pura Beji lagi yang letaknya agak jauh ke arah barat laut dari Beji pertama.
Wow, amazing... Jalan setapak seperti terlihat pada photo (yang benar photo apa foto ya :-o) mengundang decak kagum saya pada ciptaan Beliau yang luar biasa anggun. di kiri kanan hanya terlihat ilalang, rumput, pohon kelapa dan sesekali terlihat dua ekor burung tekukur bercanda dimabuk rayuan alam. Kami pun sampai, ya di Pura Beji Pingit, namanya. Habis maturan (persembahan) meditasi bisa dilaksanakan dengan khidmat. Luar biasa getaran di Pura ini, sungguh menyejukkan hati dan pikiran.
Sekembali dari sana, kami lalu sembahyang di Jeroan Utama dipimpin Jero Pemangku muspa bersama dan akhirnya sekali lagi dipimpin mepamit nglungsur wara nugraha mangda rahayu ring margine..

Luar biasa, that's all i can say.. Semoga ada yang tertarik untuk nangkil setelah membaca artikel singkat ini.
Tetap semangat untuk kedamaian dan kehidupan.

2 komentar:

Sangayudevi.net mengatakan...

Mau nanya kk ksana apa aja yg perlu dibawa? Trus ada tiket masuk atau gmana kak...mohon infonya

Gede Astawan mengatakan...

gratis kak tidak isi tiket

Posting Komentar