10 Sep 2011 0 komentar By: Gede Astawan

Mengenal Akord D

Salam musik !!!

Ya, buat kamu yang masih bersemangat untuk latihan dan meningkatkan kemampuan main gitar kamu, kini saatnya saya mengajak untuk belajar kunci atau chord (baca: kord) D.

Kunci D, sangat gampang sekali untuk dimainkan, karena menggunakan tiga jari yang paling kuat dari jari kita, yaitu jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis.

Langsung saja pada materi:
(1) letakkan jari telunjuk pada senar nomor 3 fret ke-2
(2) letakkan jari manis pada senar nomor 2 fret ke-3
(3) letakkan jari tengah pada senar nomor 1 (paling bawah) fret ke-2
nah, posisi penjarian sudah selesai.

Untuk lebih jelas, silahkan bisa dilihat pada gambar di bawah ini :


Sekarang gesek atau petiklah mulai dari senar nomor 4, dimana senar nomor 4 ini merupakan nada bass untuk kunci D, ingat!

Ya, bagaimana, sudah bisa memainkan bukan. Jika masih terasa tidak bunyi, mungkin tekanan jari Anda kurang kuat, tekan lebih keras, agar bunyi lebih nyaring, dan usahakan sisi jari telunjuk tidak menutup senar 2 dan senar 1.

Untuk lebih jelasnya, buatlah rongga agar senar-senar yang tidak perlu ditekan tidak kena tangan, seperti yang saya lingkari merah pada gambar berikut ini :


Yah, gampang khan. Teruslah berlatih untuk menyempurnakan tekanan kord Anda.
Untuk penutup, sekali lagi saya berikan gambar untuk mengingat kord lebih mudah.
Sampai jumpa pada pelajaran selanjutnya.




1 Sep 2011 0 komentar By: Gede Astawan

Film "Gie"

Soe Hok Gie, tokoh utama dalam film Gie adalah seorang penulis, seorang wartawan, kritikus pada jaman orde lama dan permulaan jaman orde baru. Pada jaman akhir pemerintahan presiden Soekarno, ia turut serta menuntut perubahan, terutama dalam bidang sosial dan ekonomi, karena ia melihat banyak terjadi penderitaan dalam masyarakat seperti kemiskinan dan gelandangan.

Pada jaman orde baru, setelah Soeharto menjadi presiden dan militer memegang peranan dalam kekuasaan, ia semakin aktif menulis di media massa seperti harian kami dan kompas mengenai kritik-kritik kepada pemerintahan yang menurutnya tidak jauh beda dengan pemerintahan pada jaman orde lama. Penuh dengan kolusi dan korupsi.

Tulisannya yang paling penting adalah tulisan mengenai pembunuhan secara besar-besaran di Bali terhadap massa pendukung PKI, termasuk pemerkosaan terhadap para wanita yang dianggap masuk gerwani (gerakan wanita indonesia-PKI). Menurutnya, konspirasi besar-besaran ini telah menewaskan lebih kurang delapan puluh ribu rakyat Bali, termasuk didalamnya wanita, anak-anak, dan para orang tua.

Soe Hok Gie akhirnya diberitakan meninggal di puncak gunung Semeru, oleh sahabatnya Denny kepada sahabat wanita sekaligus wanita yang pernah dicintai dan mungkin masih dicintainya, seperti terlihat dari kata-kata pada sebuah puisi terakhir yang dikirimkannya kepada Ira,

Ada orang yang menghabiskan waktunya berziarah ke mekkah

ada orang yang menghabiskan waktunya berjudi di miraza

tapi aku ingin habiskan waktuku di sisimu sayangku

bicara tentang anjing-anjing kita yang nakal dan lucu

atau tentang bunga-bunga yang manis di lembah mendala wangi...

ada serdadu-serdadu Amerika yang mati kena bom di danang

ada bayi-bayi yang mati lapar di Biafra

tapi aku ingin mati di sisimu manisku

setelah kita bosan hidup dan terus bertanya-tanya

tentang tujuan hidup yang tak satu setanpun tahu...

mari sini sayangku...

kalian yang pernah mesra, yang pernah baik dan simpati padaku

tegaklah ke langit luas atau awan mendung

kita tak pernah menanamkan apa-apa,

kita takkan pernah kehilangan apa-apa...

27 Agu 2011 0 komentar By: Gede Astawan

Mengenal bagian - bagian gitar klasik

Gitar klasik merupakan gitar dengan senar nilon dan cenderung memiliki body gitar yang lebih besar dari gitar pada umumnya, meskipun ada tipe gitar klasik sekarang yang memiliki model lebih kecil dari pendahulunya.

Kemungkinan gitar ini berasal dari daerah latin di Eropa sekitar Spanyol. Namun beberapa sejarah mengatakan kalau alat musik ini sebenarnya berasal dari India, yakni Sitar, dan kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh bangsa Spanyol sehingga menjadi seperti sekarang ini.

Untuk memulai belajar gitar, ada baiknya dulu kita belajar mengenal bagian-bagian gitar itu sendiri secara garis besarnya oke.

Gitar klasik memiliki beberapa bagian penting seperti terlihat pada gambar, yaitu :
1. kepala gitar, dimana disini terdapat kunci penyetelan senar sekaligus tempat untuk mengikat senar.
2. leher gitar atau neck dimana terdapat fret, dan grip (besi pendek-pendek yang terpasang tegak lurus leher)
3. body gitar dimana terdapat lubang resonansi atau lubang suara, body bridge untuk mengaitkan senar pada body, sekaligus yang menentukan tinggi rendahnya senar.
4. dan tentu saja yang terpenting adalah senar gitar itu sendiri, yang khusus untuk gitar klasik biasanya terbuat dari nilon.

Adapun untuk penamaan senar gitar itu sendiri, mulai dari yang paling bawah yang merupakan senar paling tipis atau kecil diberi nomor 1, selanjutnya nomor 2, sampai senar paling atas yaitu senar yang paling tebal diberi nama senar nomor 6. Ya, darimana itu, karena memang merupakan standar penamaan senar. :)

Selanjutnya mari kita pelajari lagi lebih detail untuk penamaan senar sesuai dengan tebal tipisnya senar. Silahkan perhatikan pada gambar di bawah ini untuk lebih jelasnya.


Kalo sudah mengerti nama-nama senar sesuai urutannya. Selanjutnya kita bahas lebih detail lagi untuk bagian-bagian gitar pada kepala gitar atau head stock. Silahkan lihat gambar dibawah ini ya.




Nah, kira-kira sekian dulu untuk pembahasan kali ini mengenai bagian-bagian dasar gitar khususnya gitar klasik, sebab garis besarnya hampir sama dengan gitar elektrik. Dan kalo ada pertanyaan, silahkan tulis di komen yaa.

Keep enjoy the music way...

Sebuah benda purbakala dari Gerih

Sekilas bentuknya seperti sebuah cincin, namun lebih tebal. Bisa juga dikatakan mirip dengan Lesung, yakni suatu alat tradisional indonesia, dan khususnya di Bali biasanya digunakan sebagai alat tumbuk oleh masyarakat tradisional. Namun benda yang satu ini tidak sebesar lesung. Ukurannya kira-kira sebesar ibu jari tangan kanan orang dewasa. Ia memiliki tinggi/panjang lebih kurang 2,3 cm dan diameter lebih kurang 2,3 cm juga. Kemungkinan bentuk dasar sebelum dibentuk sedemikian rupa adalah sebuah kubus.



Tetapi keunikannya yaitu benda ini memiliki lubang ditengah-tengahnya dengan diameter lubang yang berbeda pada kedua ujung lubang itu. Lubang yang lebih besar memiliki diameter kira-kira 1,1 cm dan lubang yang kecil memiliki diameter kira-kira 0,8 cm. Satu lagi keunikannya yang lain yaitu tepat ditengah-tengah daripada lubang itu, memiliki pembesaran kearah luar. Jadi seperti bentuk lubang pada batok kelapa yang masih utuh.


Benda unik ini diperkirakan adalah sebuah benda purbakala atau benda kuno oleh pemiliknya yang juga sekaligus adalah penemu daripada benda tersebut yaitu Bapak I Wayan Sumitra, S.Pd. yang berasal dari desa Gerih. Beliau menemukan benda ini di dasar telabah (telabah adalah suatu aliran kecil air mirip sungai yang merupakan cabang penghubung antara sawah yang satu dengan yang lain, serta berfungsi mengalirkan air dari bendungan di sungai menuju sawah-sawah) yang letak dari telabah ini tidak jauh dari rumah beliau. Beliau mendapatkan benda ini ketika "ngogo" yaitu suatu aktifitas tradisional masyarakat untuk mencari sesuatu di dasar sungai, berupa barang berharga seperti uang kepeng, dan terkadang beberapa perhiasan ditemukan. Beliau memiliki inisiatif untuk melakukan kegiatan "ngogo" ini di telabah, karena banyak warga masyarakat terutama wanita, biasanya mandi di telabah itu.

Beliau menemukan benda ini sekitar tahun 1970-an, dimana pada masa itu banyak orang, khususnya wanita dan anak-anak yang mandi disungai sebab keberadaan kamar mandi dirumah sendiri masih minim. Setelah sekian tahun beliau menyimpan benda kuno ini di rumahnya, pada suatu saat beliau teringat akan suatu permainan tradisional masa kecilnya, dimana beliau sering meniup buah atap, yaitu suatu buah yang memiliki bentuk sebesar buah duku, namun dengan struktur keseluruhan yang sekeras tempurung kelapa muda. Buah ini biasanya dilubangi di bagian tengahnya untuk kemudian ditiup sehingga berbunyi seperti peluit.

Nah berawal dari sinilah beliau kemudian mencoba untuk melakukan hal yang sama pada benda kuni ini. Namun setelah beberapa kali mencoba dengan berbagai posisi, akhirnya pada posisi yang pas yang memang sebetulnya ditetapkan untuk posisi meniup, maka benda inipun akhirnya mengeluarkan lengkingan suara yang benar-benar keras menusuk telinga. Beliau pernah beberapa kali memperlihatkan kepada saya, dan beberapa saat setelah berhenti ditiup, lengkingan dari suara yang dikeluarkan itu masih terasa sampai kedalam otak bahkan ke hulu hati. Seperti terasa agak mengganggu atau terasa tidak nyaman. Menurut saya frekuensi yang dihasilkan mungkin hampir mendekati batas tertinggi pendengaran manusia yaitu 20.000 hertz.

Kesimpulan yang didapat oleh beliau sendiri, yaitu kemungkinan benda ini dahulu kala dipergunakan untuk mengusir binatang buas, atau mengusir musuh. Sebab dengan mengingat efek yang ditimbulkan ketika ditiup bahkan setelah ditiup. Sedikit kemungkinan juga mengarah kepada kegunaannya yang lain yaitu untuk memanggil kawanan dari kelompok masyarakat tertentu yang sedang berburu secara berpencar di tengah hutan untuk berkumpul kembali. Jadi mirip seperti peluit pramuka pada aktifitasnya di lapangan.

Benda ini terbuat dari batu ketan yaitu bahasa bali untuk suatu jenis batuan yang memiliki struktur lebih keras daripada batu padas dan lebih lembut dari batu besi atau batu lahar. Lebih lembut dari jenis batuan yang dipakai untuk membuat lesung atau alat tumbuk tradisional tadi, dan banyak ditemukan di sungai dengan warna agak coklat sedikit kemerahan atau kekuningan. Kemungkinan batu ini dibuat dijaman logam, sebab alat yang bisa digunakan untuk melubangi bagian tengah batu tersebut harus sekeras dengan logam atau besi.
21 Apr 2011 0 komentar By: Gede Astawan

Cinta

Sebuah kata yang penuh makna, memberikan arti bagi kehidupan dan perilaku. Didalamnya terkandung ungkapan, hati atapun kata. Sepadan dengan suka, tertarik, sayang, memiliki, menguasai, yang akhirnya terserah kepada setiap individu untuk memaknai. Terkadang bersifat pribadi, atau universal. Sebagai sebuah karakter dan kekuatan untuk merancang dan menjalankan suatu harapan, sehingga mampu terwujud.

Bila anak muda memandangnya, ia akan menjadi ketertarikan fisik dahulu, menuju kepada keterikatan jiwa yang bisa dangkal atau dalam. Bila tak diungkapkan ia dapat menjadi lebih dalam atau juga pudar setengah ataupun sepenuhnya. Kadarnya selalu berubah-ubah sesuai dengan kondisi emosi jiwa yang sedang dilandanya. Wanita dan pria masing-masing sangat berbeda dalam memahami dan mengekspresikannya. Masing-masing logika dan emosi memainkan peranannya. Cinta ini akan menyatukan dua individu dengan jalan harmonis yang berujung menjadi kenangan dan pelecut semangat kala rasa sudah biasa. Bila dipahami sebagai ibu, cinta akan menjadi kekuatan memiliki terhadap anak-anak yang dilahirkan dan atau dibesarkan.

Cinta yang universal memberikan kesejukan kepada dunia yang lebih luas. Tidak saja kepada satu individu tertentu, namun menjangkau seluruh mahluk hidup, bahkan semesta tempat bernaungnya semua ciptaan-Nya. Cinta ini lebih merasakan kedalaman dan lebih merasakan keluasan. Jadi bersifat lebih internal dan lebih eksternal. Mendoakan keselamatan jagat raya dengan tidak membedakan berbagai golongan manusia, mahluk hidup, dan tempat hidup. Tidak ada tempat untuk sekadar kebencian dan iri hati. Selalu merenungi setiap denyut alam dalam keheningan pikiran yang dicapai melalui keikhlasan dan keyakinan.

Banyak tokoh yang telah mampu mencapai cinta dan realitas yang tertinggi ini. Telah menghasilkan karya-karya agung berupa untaian kata yang telah ditulis atau didaraskan untuk menuntunkan kesejukan kepada jiwa manusia yang seyogyanya selalu rindu akan kebahagiaan tertinggi. Sesungguhnya inilah arti cinta yang sebenarnya. Yang pada akhirnya mengajarkan kita untuk saling menghargai sesama manusia, menghargai makhluk hidup lainnya, serta menghargai alam semesta, yang pada akhirnya akan memandang semua itu sebagai satu kesatuan yang utuh sebagai Ciptaan-Nya. Dengan menghadirkan cinta ini bagi semua, kecintaan yang tertinggi kepada-Nya akan tercapai.

Mulailah mencintai semua yang ada, mengasihi, memberkati, dan mulai menyadari bahwa hakikat cinta yang tertinggi ini.
18 Feb 2011 0 komentar By: Gede Astawan

Wijaya Kusuma

Akhirnya bunga ini mulai mekar lagi, setelah sekian lama terdiam dia mulai menunjukkan keagungan yang setara dengan namanya.
Kenapa namanya mesti Bunga Wijaya Kusuma ya, barangkali sejarahnya ga lebih special dari sifatnya yang benar-benar pemalu.
Bagaimana tidak, bunga ini cuma mekar di hari-hari besar tertentu saja alias hari spesial, semisal Purnama, Galungan, etc. Ini saja dia mekarnya pas Hari Valentine, wow sungguh luar biasa.
Kalo sudah waktunya mekar, tangkai bunganya akan menjulang tegak dari daun tanaman yang notabene bunganya emang tumbuh dari daun. Lihat digambar. Tapi mulai besoknya, atau tepatnya setelah puncak kemekarannya dia akan tetap bergelantung sebelum akhirnya layu hari demi hari. Berapa hari ya masa layunya? Belum sempet dicek nih. Berhubung pas tulisan ini dimuat dia masih terlihat tetap segar walau ga bakal kita lihat dia mekar lagi.
Jadi untuk sementara kita sampai disini dulu ceritanya. Semoga Wijaya Kusuma tetap memberi inspirasi bagi kemajuan peradaban bangsa.