Hallo pembaca semuanya, setelah sekian lama tidak menulis blog, akhirnya kembali lagi bisa menulis.
Kali ini kita mau lihat gunung agung yang meletus yaitu erupsi magmatik pertama kali pada sabtu 25 Nopember 2017 pukul 17.00. Dimana asap abu-abu terlihat mengepul ke langit dengan ketinggian lebih dari 500 m. Menurut warga dikatakan erupsi freatik karena beberapa hari sebelumnya gunung Agung sempat mengeluarkan asap pekat juga setelah hujan deras dan oleh BMKG disebut erupsi freatik akibat menerobosnya air hujan ke celah celah magma. Namun ternyata setelah info resmi dari BMKG ternyata letusan yang dimulai hari sabtu sampai lebih kurang hari Rabu telah mengeluarkan material abu vulkanik cukup banyak yang tersebar dan mengarah ke barat dan selatan gunung.
Akhirnya, pada hari Minggu pagi penulis menyempatkan diri melihat situasi dari dekat di daerah Tirtagangga Karangasem, dimana tampak asap hitam menggumpal seperti membentuk payung diatas gunung. Suasana fenomena alam cukup menyeramkan terlihat dan selanjutnya penulis pun berangkat menuju Gianyar karena ada acara, namun akhirnya bertemu dengan hujan abu cukup pekat di daerah Candidasa Karangasem. Abu abu berterbangan membuat suasana jalan menjadi berdebu. Tampak mobil mobil dan sadel motor memutih. Tak luput baju dan celana penulispun ikut menjadi kotor kena hujan abu. Untunglah sudah siap masker jadi penulispun melanjutkan untuk berangkat menuju Denpasar. Sepanjang 1 jam perjalanan, hujan abu masih terlihat, dimana jika kita membuka kaca helm, maka mata terasa sangat perih. Ternyata hujan abu sudah sampai Manggis. Sesampainya di Gianyar, dirumah teman penulis sempat meletakkan HP di lantai, dan tanpa sengaja menemukan serpihan abu di layar HP yang sebelumnya masih bersih. Demikian pengalaman pertama penulis terhadap peristiwa letusan gunung Agung Bali. Semoga bisa memberi info yang benar dan bermanfaat.