Gempa berkekuatan pada 6,8 skala richter mengguncang bali pada pukul 10.16 menit WITA atau waktu setempat di Bali tanggal 13 Oktober 2011. Menurut BMKG, gempa tersebut diperkirakan berpusat di sekitar 143 km arah barat daya Nusa Dua Bali. Episentrum tersebut diperkirakan terletak pada kedalaman 10 km, dan tidak berpeluang menimbulkan tsunami.
Gempa dirasakan hampir diseluruh Bali, terutama daerah Nusa Dua sendiri, Kuta, Denpasar, Badung, Abiansemal, dan sekitarnya. Menurut laporan dari beberapa penelpon ke beberapa stasiun TV Swasta, dikatakan bahwa gempa tersebut membuat beberapa bangunan rusak, seperti genteng-genteng yang runtuh, motor yang rubuh sewaktu diparkir, bahkan ada juga pura yang mengalami kerusakan. Di Ubud Bali sendiri gempa dirasakan cukup luar biasa, terutama di pasar Ubud yang ramai dengan para pedagang dan para wisatawan, dimana dikatakan para warga dan wisatawan panik berhamburan keluar dari bangunan pasar. Di desa Abiansemal sendiri, saya rasakan gempa yang sangat luar biasa, dan boleh saya bilang ini yang paling besar dari beberapa gempa yang pernah terjadi, sampai beberapa atap rumah ada yang jatuh, tower-tower air ikut bergoyang, serta sampai pohon-pohon pun terlihat bergetar daun-daunnya diguncang gempa ini.
Menurut kepala bidang kegempaan di BMKG, bahwa gempa bumi ini merupakan gempa tektonik, sehingga gempa memang cukup besar. Gempa tektonik, artinya gempa yang disebabkan oleh pergeseran atau tabrakan lempengan-lempengan bumi. Sementara yang ada di Bali, dikatakan terjadi pada pertemuan Lempeng Australia dan Lempeng Eurasia yang tepat juga berada arah selatan Bali.
Gempa juga dirasakan di beberapa daerah di luar Bali, seperti Mataram, serta beberapa daerah di Jawa Timur, seperti Banyuwangi. Menurut berita dari TV One, gempa juga menyebabkan beberapa atap perumahan warga di NTB rusak.
Menurut kepala di BMKG, belum ada pertanda gempa - gempa susulan, yang mungkin menjadi indikasi untuk gempa yang kedua. BMKG juga menghimbau warga agar tidak panik, karena gempa tidak berpotensi tsunami.
Seyogyanya memang kita patut ketahui, bahwa gempa memang sering terjadi di Indonesia, karena secara geografis, bahwa Indonesia dilalui dua jalur pegunungan api yang sangat aktif yakni Sirkum Mediterania dan Sirkum Pasifik. Serta kepulauan Indonesia memang terletak pada pertemuan antara dua lempeng besar, yakni Lempeng Australia dan Lempeng Eurasia, dimana pergeseran lapisan kerak bumi ini memang sangat mungkin menimbulkan gempa tektonik, dimana merupakan gempa yang cukup besar. Sebab kita ketahui bahwa lempeng - lempeng tersebut terus bergerak seiring dengan perputaran bumi.
Sumber berita:
1. Metro TV
2. TV One
Gempa dirasakan hampir diseluruh Bali, terutama daerah Nusa Dua sendiri, Kuta, Denpasar, Badung, Abiansemal, dan sekitarnya. Menurut laporan dari beberapa penelpon ke beberapa stasiun TV Swasta, dikatakan bahwa gempa tersebut membuat beberapa bangunan rusak, seperti genteng-genteng yang runtuh, motor yang rubuh sewaktu diparkir, bahkan ada juga pura yang mengalami kerusakan. Di Ubud Bali sendiri gempa dirasakan cukup luar biasa, terutama di pasar Ubud yang ramai dengan para pedagang dan para wisatawan, dimana dikatakan para warga dan wisatawan panik berhamburan keluar dari bangunan pasar. Di desa Abiansemal sendiri, saya rasakan gempa yang sangat luar biasa, dan boleh saya bilang ini yang paling besar dari beberapa gempa yang pernah terjadi, sampai beberapa atap rumah ada yang jatuh, tower-tower air ikut bergoyang, serta sampai pohon-pohon pun terlihat bergetar daun-daunnya diguncang gempa ini.
Menurut kepala bidang kegempaan di BMKG, bahwa gempa bumi ini merupakan gempa tektonik, sehingga gempa memang cukup besar. Gempa tektonik, artinya gempa yang disebabkan oleh pergeseran atau tabrakan lempengan-lempengan bumi. Sementara yang ada di Bali, dikatakan terjadi pada pertemuan Lempeng Australia dan Lempeng Eurasia yang tepat juga berada arah selatan Bali.
Gempa juga dirasakan di beberapa daerah di luar Bali, seperti Mataram, serta beberapa daerah di Jawa Timur, seperti Banyuwangi. Menurut berita dari TV One, gempa juga menyebabkan beberapa atap perumahan warga di NTB rusak.
Menurut kepala di BMKG, belum ada pertanda gempa - gempa susulan, yang mungkin menjadi indikasi untuk gempa yang kedua. BMKG juga menghimbau warga agar tidak panik, karena gempa tidak berpotensi tsunami.
Seyogyanya memang kita patut ketahui, bahwa gempa memang sering terjadi di Indonesia, karena secara geografis, bahwa Indonesia dilalui dua jalur pegunungan api yang sangat aktif yakni Sirkum Mediterania dan Sirkum Pasifik. Serta kepulauan Indonesia memang terletak pada pertemuan antara dua lempeng besar, yakni Lempeng Australia dan Lempeng Eurasia, dimana pergeseran lapisan kerak bumi ini memang sangat mungkin menimbulkan gempa tektonik, dimana merupakan gempa yang cukup besar. Sebab kita ketahui bahwa lempeng - lempeng tersebut terus bergerak seiring dengan perputaran bumi.
Sumber berita:
1. Metro TV
2. TV One